Rahasia Suara Indah Sasando, Alat Musik Tradisional Khas Pulau Rote, NTT!

Admin
Admin  - Ritel
Sumber Gambar: Pinterest

Sobat Jadul! Kenal dengan alat musik Sasando? Bukan gitar biasa, tapi salah satu kebudayaan yang diperkenalkan dalam KTT ke-42 ASEAN adalah alat musik tradisional khas Pulau Rote, NTT, lho. 

Alat musik ini menjadi bagian penting dari budaya dan sejarah masyarakat Rote serta turut mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Ayo kita kenali lebih dalam tentang Sasando, mulai dari sejarah, cara memainkan, hingga keunikan alat musik ini.

Sejarah Singkat Sasando

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id/, dari cerita legenda masyarakat Rote, terdapat beberapa versi yang mengisahkan awal mula lahirnya Sasando. Salah satunya adalah dalam sebuah cerita disebutkan seorang pemuda bernama Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana saat sedang melaut sekitar tahun 1950-an.

Kala itu ia dibawa oleh penduduk menghadap Raja. Selama tinggal di istana bakat seni yang dimiliki Sangguana diketahui banyak orang dan membuat Putri Raja terpikat. Lalu ia diminta untuk menciptakan alat musik yang belum pernah ada. 

Sampai pada suatu malam, ia bermimpi memainkan suatu alat musik yang indah bentuk maupun suaranya. Berkat mimpi tersebut, Sangguana pun membuat alat musik yang diberi nama Sandu yang artinya bergetar.

Keunikan Sasando

Sasando dikenal sebagai alat musik petik yang unik, karena selain bentuknya yang khas, bahan-bahan pembuatannya juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Rote. Bahan utama pembuatan Sasando biasanya terdiri dari bambu sebagai badan utama, dengan daun lontar yang digunakan sebagai pengatur resonansi suara.

Alat musik ini berbentuk tabung panjang dengan senar yang direntangkan di sepanjang tabung bambu. Di sekitar tabung tersebut, terdapat kipas berbentuk setengah lingkaran yang terbuat dari daun lontar, berfungsi sebagai resonator untuk memperkuat suara yang dihasilkan.

Keunikan Sasando juga terletak pada jumlah senarnya. Dalam versi tradisional, Sasando memiliki 28 hingga 30 senar, sedangkan versi modernnya bisa memiliki lebih banyak, yakni hingga 48 senar. Senar-senar tersebut dipetik menggunakan kedua tangan, dengan tangan kanan berperan memainkan melodi dan tangan kiri berperan memberikan harmoni.

Sasando juga terkenal akan suaranya yang khas dan menenangkan, sering kali digambarkan sebagai perpaduan antara suara harpa dan kecapi. Tidak heran jika alat musik ini digunakan dalam berbagai kesempatan, mulai dari pertunjukan musik tradisional hingga penyambutan tamu negara.

Menembus Kancah Internasional

Popularitas Sasando telah melampaui Nusa Tenggara Timur dan Indonesia. Alat musik yang satu ini telah tampil dalam berbagai acara internasional, termasuk KTT ASEAN ke-42 dan side event G20 di Labuan Bajo. Keindahan suara dan keunikan bentuk Sasando telah memikat hati banyak orang, menjadikannya sebagai duta budaya Indonesia yang membanggakan di kancah Internasional.

Sebagai salah satu harta budaya Indonesia Sasando lahir menjadi alat musik tradisional yang mampu memikat banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri. Melalui pelestarian dan pengenalan yang terus menerus, kita bisa memastikan bahwa Sasando akan tetap menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia.

Sembari menyelami sejarah Sasando, kunjungi outlet ataupun e-commerce Judal Jadul. Sobat Jadul bisa menemukan berbagai produk jadul mulai dari makanan, minuman, mainan, kosmetik, hingga perkakas jadul yang tak hanya membawa nuansa nostalgia, tetapi juga menghadirkan pengalaman yang berbeda.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai outlet terdekat kami, kunjungi media sosial Judal Jadul di Instagram dan Tiktok.

Share this Article
Posted by Admin Ritel
Follow:
Mesin Waktu Untuk Kembali Ke Masa Kecil
4 Reviews