Sobat Jadul! Setiap tahun, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diwarnai dengan berbagai tradisi unik dan sakral di berbagai daerah Indonesia, salah satunya adalah Grebeg Maulud. Tradisi ini telah berlangsung turun temurun, khususnya di Yogyakarta dan Solo. Perayaan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga sebagai momen yang penuh berkah dan kegembiraan bagi masyarakat.
Sejarah Grebeg Maulud di Jogja dan Solo
Grebeg Maulid adalah bagian dari tradisi budaya Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Pada mulanya, acara ini diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai ungkapan syukur dan penghormatan dari pihak keraton kepada rakyat dan Tuhan. Secara harfiah, “Grebeg” berarti berkumpul atau bergerak bersama-sama, yang melambangkan semangat kebersamaan dan solidaritas masyarakat.
Pada saat acara berlangsung, keraton akan mengeluarkan “gunungan”, sebuah tumpukan hasil bumi yang disusun berbentuk gunung. Gunungan ini menjadi simbol kemakmuran dan kesejahteraan yang diberikan kepada rakyat sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Masyarakat dari berbagai kalangan akan berkumpul dan memperebutkan gunungan tersebut, karena diyakini membawa berkah.
Semarak Grebeg Maulud di Yogyakarta
Sumber Gambar: tribunjogja.com/Hanif H
Di Yogyakarta, Grebeg Maulid berlangsung di halaman Masjid Gede Kauman, tak jauh dari kompleks Keraton Yogyakarta. Gunungan yang terdiri dari berbagai hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, dan padi, diarak oleh abdi dalem Keraton dari Keraton menuju Masjid Gede. Para abdi dalem mengenakan pakaian adat lengkap dan mengiringi arak-arakan dengan alunan gamelan yang khas.
Antusiasme warga sangat tinggi, bahkan banyak yang rela menunggu sejak pagi demi dapat menyaksikan prosesi ini. Setelah gunungan diletakkan di halaman masjid, ribuan orang langsung berebut hasil bumi tersebut, dengan harapan dapat membawa berkah ke rumah masing-masing. Momen ini selalu dipenuhi dengan suka cita, bahkan ada yang menyebutnya sebagai “berkah berlimpah” bagi warga yang mendapatkan bagian dari gunungan.
Tradisi Grebeg Maulud di Solo
Sumber Gambar: Instagram/@kabarsolo
Tidak kalah meriah, Grebeg Maulud di Solo juga menyedot perhatian ribuan warga. Prosesi berlangsung di Keraton Kasunanan Surakarta dan berakhir di Masjid Agung Solo. Gunungan di Solo terdiri dari berbagai hasil bumi yang disusun dengan indah, dan setelah didoakan, gunungan tersebut diperebutkan oleh masyarakat yang hadir.
Mereka percaya bahwa mendapatkan bagian dari gunungan akan membawa kebaikan dan keberuntungan sepanjang tahun. Tidak jarang, banyak yang berbondong-bondong datang bersama keluarga, membuat suasana semakin ramai dan penuh kegembiraan.
Hari Lahir Nabi Muhammad Penuh Suka Cita
Grebeg Maulid di Yogyakarta dan Solo adalah tradisi yang tidak hanya memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal. Antusiasme masyarakat yang begitu tinggi dalam mengikuti acara ini menunjukkan betapa besarnya rasa hormat dan cinta mereka kepada Nabi Muhammad SAW serta tradisi warisan leluhur. Dengan mengikuti dan mempelajari tradisi ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran tentang makna kebersamaan, syukur, dan rasa saling menghargai.
Bagi kamu yang ingin merasakan langsung suasana semarak Grebeg Maulud, pastikan untuk mengunjungi Yogyakarta atau Solo saat perayaan ini digelar. Saksikan keunikan dan keindahan budaya Indonesia yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan dan keberkahan.
Kangen zaman bocil ikut maulid nabi ngincer beseknya
selamat memperingati maulid nabi Muhammad SAW
pengen liat langsunggg, masyaallah